Judul KKN di Desa Penari Genre Misteri Penulis Simpleman Penerbit Bukune Kode Buku 813 SIM k Saya berikan sedikit sinopsisnya. Kisah singkatnya saya ambilkan dari tulisan di saja, “KKN di Desa Penari, Antara Fakta dan Fiksi”. Dikisahkan 6 mahasiswa dari sebuah kampus di Jawa Timur melakukan program Kuliah Kerja Nyata KKN. Mereka adalah Ayu, Widya, Nur, Anton, dan Bima. Mereka melaksanakan KKN selama 6 minggu di desa yang disebut Desa Penari ini. Empat dari enam tokoh utama dalam kisah ini diteror oleh sosok dari dimenasi lain di desa tersebut. Kisah ini berakhir tragis dengan hilangnya nyawa dua mahasiswa peserta KKN, meskipun tidak langsung meninggal di lokasi. Sekarang saatnya meresensi bukunya, “KKN di Desa Penari” by Simpleman. Awal mula saya melihat buku ini di etalase Gramedia, saya langsung ingin membelinya. Sayang semua buku yang didisplay dibungkus dengan plastik segel. Tapi saya tetap ingin membelinya, meskipun tidak bisa mengintip isinya. Saya hanya berharap akan mendapatkan detil-detil yang lebih banyak dibanding cerita yang beredar di internet. Bagaimana setelah plastik segel dibuka? Saya membaca lembar demi lembar, dan ternyata tidak jauh berbeda dengan tulisan yang beredar di dunia maya. Tulisan yang asli hanya disesuaikan sedemikian rupa agar lebih cocok untuk format novel. Perubahannya adalah penambahan kalimat-kalimat untuk menambahkan deskripsi setting dan perasaan yang dialami tokoh, penghilangan Bahasa Jawa, dan penambahan epilog. Selebihnya isinya sama. Bahkan ceritanya tetap dikemas dalam dua versi, yaitu versi Widya dan versi Nur. Akibatnya, ada banyak bagian yang berasa membaca ulang, terutama ketika tokoh Widya dan tokoh Nur berada dalam tempat dan waktu yang sama. Mari kita pilah inti dari resensi kita pada sisi keunggulan dan kekurangan dari novel KKN di Desa Penari. Tentunya resensi ini didasarkan pada sudut pandang saya. Mari kita mulai dengan kelebihan. 1. Kekuatan penggambaran setting Buat saya, setting novel KKN di Desa penari masi tetap terasa kuat. Cara penulis menggambarkan setiap peristiwa yang dilekatkan pada setting, membuat kita masuk di atmosfir situasi. Kita seperti bisa melihat tempat dan peristiwanya, meskipun tentu saja hal itu didukung oleh imajinasi pembaca. 2. Mempertahankan dua sudut pandang Sebenarnya tentang sudut pandang ini bisa menjadikan kelemahan dan kekurangan. Tapi kita bahas sisi kelebihannya dulu. Ketika sudut pandang cerita diberikan dari tokoh Widya dan tokoh Nur, maka pembaca tidak hanya mendapatkan cerita yang berbeda ketika dua tokoh tersebut tidak berada dalam satu tempat dan waktu. Pembaca juga mendapatkan sudut pandang yang berbeda ketika bermain di wilayah persepsi. Contohnya ketika Nur memandang Widya bersikap dan berbicara secara aneh ketika mereka bertemua hanya berdua di dapur. Begitu juga Widya, berpikir bahwa Nur juga berbicara dengan bahasa yang aneh, sepertinya bukan dia yang sedang berbicara. Contoh lain adalah ketika Widya merasa bahwa Nur menari. Padahal orang lain, termasuk Nur, melihat bahwa Widya lah yang menari. Sekarang kita beralih kepada kekurangan dari Novel KKN di Desa Penari. 1. Penghilangan Bahasa Jawa Menghilangkan bahasa Jawa bisa menjadi cara untuk membuat ceritanya jadi lebih bisa dinikmati oleh banyak orang, termasuk yang tidak menggunakan atau memahami Bahasa Jawa. Tapi kealamiahan dialog menjadi tidak terasa. Mungkin untuk orang yang tidak sempat membaca versi viralnya, tidak terganggu dengan hal ini. Tapi bukankah para pemburu noverlnya sebagian besar dilatarbelakangi karena viralnya cerita ini. Berarti mereka sedikit banyak telah mengakses ceritanya via internet. Karena menurut saya, Bahasa Jawa dapat memperkuat atmosfir cerita, selain menjaga keaslian peristiwanya. Bahasa Jawa identik dengan budaya tertentu, yang salah satunya bisa disebut dengan kejawen. Adat ke-jawa-an termasuk tentang kepercayaan kuno masyarakat Jawa, termasuk salah satunya kepercayaan memberikan penghormatan pada arwah leluhur melalui persembahan semacam sesajen. Karena itulah, Bahasa Jawa dapat memperkkuat atmosfir cerita. Tapi dalam versi novel, Bahasa Jawa banyak dihilangkan. Hanya pada bagian-bagian tertentu saja yang dipertahankan, seperti pada dialog Mbah Dok. 2. Menuliskan dua sudut pandang pencerita secara mirip Jika memang penulisan dua sudut pandang, yaitu versi Widya dan versi Nur diperuntukkan agar bisa menghayati persepsi kedua tokoh, itu tidak masalah. Tapi jika cara menceritakannya persis sama, maka untuk setting-setting yang melibatkan Widya dan Nur, akan terasa mengulang-ulang. Namun kelemahan ini tidak terlalu menonjol sih. Bahkan penulis bisa membuat pembaca menghayati sudut pandang berbeda, meskipun keduanya bertemu, misalnya saat Widya menari atau saat Mbah Dok berbicara dengan Widya. Demikian resensi Buku KKN di Desa Penari by Simpleman. Secara keseluruhan, saya masih menganggap ceritanya bagus, apalagi ada nilai plus penghayatan pembaca, karena ceritanya bersumber dari kisah nyata. Semoga resensi buku KKN di Desa Penari by Simpleman bermanfaat buat Teman-teman semua. Selamat membaca.. Jika ada tambahan review, baik kelebihan ataupun kelemahan buku ini, silahkan dishare aja yuk di kolom komentar!SinopsisBridgerton. Foto: Dok. Netflix. Terletak di kelas bangsawan, keluarga ini juga mengikuti tradisi ajang perjodohan. Dhapne, anak keempat keluarga Bridgerton juga jadi harapan untuk keluarga guna ikut ajang perjodohan tersebut. Baca Juga : Kenal Lebih Dekat, Berikut Profil Aktor Serial Original Terbaru Netflix "Gadis Kretek".
Judul KKN Di Desa Penari Penulis Simpleman Penerbit PT. Bukune Kreatif Cipta Penyunting Sein Arlo Penyelaras Aksara MB Winata Penata Letak Bayu N. L. Desainer Sampul Raden Monic Ilustrator Ajon Anggara, Alvion Tebal 253 halaman Kategori Fiksi, Horor, Novel Harga Rp *** Sinopsis Buku ini menceritakan gadis bernama Widya yang datang ke sebuah desa di daerah Jawa Timur untuk KKN Kuliah Kerja Nyata pada saat awal Widya memasuki jalan menuju desa, Widya sudah mendapatkan "sambutan" yaitu suara gamlean dan juga sesosok perempuan sedang menari. Widya berpikir hanya dia yang mendapat pendengaran dan penglihatan aneh tersebut. Tapi ternyata temannya Nur pun merasakan hal yang sama, hanya saja Nur diam dan tak banyak bicara. Widya, Ayu, Nur, Bima, Wahyu dan Anton adalah anak-anak yang KKN di desa penari tersebut. Empat dari mereka menarik makhluk halus untuk mendekat, yang satu karena terlihat menarik untuk didekati, yang satu karena melakukan hal yang tak sepantasnya. Hingga menghancurkan KKN yang seharunya berakhir dengan baik. *** Awal aku membaca cerita ini yaitu disebuah thread di media sosial bernama twitter, awalnya aku sendiri mengulang beberapa kali ketika memutuskan untuk membaca ceritanya. selain karena takut cerita horor, ya karena aku malas baca saja, tapi ketika aku sudah masuk dalam cerita aku cukup asyik mengikuti alur yang dituliskan si penulis dalam cuitannya. Hingga munculah berita bahwa cerita KKN di Desa Penari ini akan dibuat buku, tak masalah untukku. Walaupun pada awalnya aku skeptis setengah mati, tapi pada akhirnya aku pun tertarik untuk membacanya dalam versi cetak. Kesempatan itu tak aku sia-siakan. Terima Kasih Bukune. Dalam proses pemilihan sampul sendiri, sepertinya Bukune mengalami beberapa problem karena banyak netizen yang kurang menyetujui ilustrasi sampul bukunya, yang sekarang ada di balik sampul hitamnya. Saya cukup puas dengan sampul yang digunakan sekarang, walaupun saya merasa bahan yang digunakan penerbit kurang bagus, terlalu kaku dan mudah mengkerut seperti habis dilipat. *** Plot dalam cerita tidak jauh berbeda dengan cerita di Twitter, hanya saja dibuku ada Epilog yang memang tidak diceritakan dalam thread , cerita dalam buku ini diambil dari sudut pandang orang ke tiga yang memfokuskan pada tokoh Widya dan Nur. Jadi 253 halaman dibagi menjadi bagian Widya dan Nur. Dengan alur yang kurang lebih sama dengan thread di Twitter. Ada beberapa perbedaan dialog kelakar Wahyu yang berbeda, yang sebenarnyapun memiliki pengaruh yang tidak banyak terhadap cerita. Yang aku suka adalah suasana horor dalam buku yang lebih terasa karena dibantu dengan deskripsi yang lebih matang, penggambaran situasi yang lebih bisa dibayangkan dengan baik. Membuat aku merinding saat membaca bagian-bagian yang seram. Awalnya saya cukup berharap tokoh-tokoh di dalam buku bisa menjadi lebih kuat dan berkarakter, tapi ternyata aku tidak bisa berharap lebih. Buku ini memang cukup mirip dengan thread yang tersebar di twitter. Mungkin bisa dimaklumi dari berapa lama pihak penerbit memproses buku ini hingga sekarang sudah bisa mejeng ditoko buku. Aku merasa terlalu express. Semuanya serba cepat, sehingga cerita tidak banyak diubah dan masih sangat banyak hal yang sebenarnya bisa digali lagi. *** Selalu tersenyum bukan berarti selalu berbahagia, tidak pernah tersenyum bukan berarti selalu bersedih ;.
Dalam film KKN di Desa Penari terdapat sosok makhluk bernama Badarawuhi yang hingga saat ini masih menadi sorotan publik. Pasalnya, sosok Badarawuhi dalam film KKN di Desa Penari ini merupakan sosok setengah manusia cantik dan setengah ular. Sama-sama berkaitan dengan ular ataupun siluman ular, banyak muncul pertanyaan apakah ada kaitannya antara Badarawuhi dengan Nyi Blorong?RESENSI ANALISIS KKN DI DESA PENARIJudul KKN Di Desa PenariPenulis SimplemanPenerbit PT. Bukune Kreatif CiptaPenyunting Sein ArloPenyelaras Aksara MB WinataPenata Letak Bayu N. Sampul Raden MonicIlustrator Ajon Anggara, AlvionTebal 253 halamanKategori Fiksi, Horor, NovelHarga Rp ini menceritakan gadis bernama Widya yang datang ke sebuah desa di daerah Jawa Timur untuk KKN Kuliah Kerja Nyata pada saat awal Widya memasuki jalan menuju desa, Widya sudah mendapatkan "sambutan" yaitu suara gamlean dan juga sesosok perempuan sedang menari. Widya berpikir hanya dia yang mendapat pendengaran dan penglihatan aneh tersebut. Tapi ternyata temannya Nur pun merasakan hal yang sama, hanya saja Nur diam dan tak banyak Ayu, Nur, Bima, Wahyu dan Anton adalah anak-anak yang KKN di desa penari tersebut. Empat dari mereka menarik makhluk halus untuk mendekat, yang satu karena terlihat menarik untuk didekati, yang satu karena melakukan hal yang tak sepantasnya. Hingga menghancurkan KKN yang seharunya berakhir dengan aku membaca cerita ini yaitu disebuah thread di media sosial bernama twitter, awalnya aku sendiri mengulang beberapa kali ketika memutuskan untuk membaca ceritanya. selain karena takut cerita horor, ya karena aku malas baca saja, tapi ketika aku sudah masuk dalam cerita aku cukup asyik mengikuti alur yang dituliskan si penulis dalam cuitannya. Hingga munculah berita bahwa cerita KKN di Desa Penari ini akan dibuat buku, tak masalah pada awalnya aku skeptis setengah mati, tapi pada akhirnya aku pun tertarik untuk membacanya dalam versi cetak. Kesempatan itu tak aku sia-siakan. Terima Kasih proses pemilihan sampul sendiri, sepertinya Bukune mengalami beberapa problem karena banyak netizen yang kurang menyetujui ilustrasi sampul bukunya, yang sekarang ada di balik sampul hitamnya. Saya cukup puas dengan sampul yang digunakan sekarang, walaupun saya merasa bahan yang digunakan penerbit kurang bagus, terlalu kaku dan mudah mengkerut seperti habis dalam cerita tidak jauh berbeda dengan cerita di Twitter, hanya saja dibuku ada Epilog yang memang tidak diceritakan dalam thread , cerita dalam buku ini diambil dari sudut pandang orang ke tiga yang memfokuskan pada tokoh Widya dan Nur. Jadi 253 halaman dibagi menjadi bagian Widya dan Nur. Dengan alur yang kurang lebih sama dengan thread di Twitter. Yang aku suka adalah suasana horor dalam buku yang lebih terasa karena dibantu dengan deskripsi yang lebih matang, penggambaran situasi yang lebih bisa dibayangkan dengan baik. Buku ini memang cukup mirip dengan thread yang tersebar di twitter. Tapi masih ada hal yang kurang dengan versi thread dari pada buku. Mungkin bisa dimaklumi dari berapa lama pihak penerbit memproses buku ini. Cerita ini masih bisa di gali lagi ceritanya. Nikita Putri
BerikutResensi Negeri Para Bedebah-Tere Liye. Baru-baru ini telah ditangkapnya sejumlah pria yang terduga kasus vandalisme. Namun, yang menjadi perhatian adalah salah satu buku novel penulis ternama Tere Liye yang menjadi barang bukti Aksi Vandalisme. Buku tersebut diketahui karya dari Tere Liye yang berjudul ' Negeri Para Bedebah '.
Poster Film KKN di Desa Penari. Foto/Twitter. Film KKN di Desa Penari resmi menjadi film horor tanah air terlaris sepanjang masa. Melihat antusias masyarakat terhadap film tersebut, film ini berhasil menggeser posisi Film Pengabdi Setan yang sebelumnya memegang posisi film horor tanah air terlaris sepanjang masa. Film yang diadaptasi dari kisah nyata yang dituliskan di akun Twitter simpleman ini, sebelumnya dikemas dalam sebuah novel. Film ini mengisahkan sekelompok mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata KKN di sebuah Desa terpencil. Film ini tayang di sejumlah layar bioskop seperti XXI, CGV, Cinepolis dan lain-lain. Film ini disutradarai Awi Suryadi dengan menggandeng Tissa Biani, Adinda Thomas, Aghniny Haque, Achmad Megantara serta beberapa aktris dan aktor Indonesia lainnya sebagai pemerannya. Berdasarkan postingan akun Instagram kknmovie, film ini sudah ditonton sebanyak orang dalam 11 hari sejak pertama rilis pada 30 April 2022. Bahkan, siang ini 16/05/2022 akun tersebut kembali mengunggah postingan pemberitahuan bahwa Film KKN di Desa Penari sudah menembus angka 6 juta lebih penonton. Tak hanya di Indonesia, Film KKN di Desa Penari juga ditayangkan di layar bioskop Singapura dan Malaysia sejak 12 Mei 2022. Tidak hanya memvisualkan kisah nyata pada film, nyatanya dalam film ini pun terdapat beberapa pesan moral yang disampaikan. Selain itu, pesan-pesan tersirat itu juga dapat menjadi pengingat bagi penonton apabila mengalami hal serupa pada film. Berikut beberapa pesan moral dari film KKN di Desa Penari yang dapat menjadi pelajaran Lakukan Pendekatan dengan Warga Sekitar Ketika datang ke suatu tempat dan ingin tinggal dalam waktu yang lama, sebaiknya kita melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan warga sekitar. Mendekatkan diri seperti mengobrol dan bertanya lebih dalam mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan selama di tempat tersebut. Mulai dari yang boleh dilakukan sampai yang tidak boleh pantangan dilakukan pun harus kita ketahui. Menghormati Adat Istiadat dan Kepercayaan Warga Setempat Dalam ceritanya, tokoh Ayu yang diperankan Aghniny Haque dan Achmad Megantara sebagai tokoh Bima, melakukan tindakan asusila di desa tempat mereka melakukan KKN. Selain itu, mereka juga menanam pohon di tengah jalan yang membuat masyarakat sekitar merasa tidak nyaman. Hal itu justru menimbulkan dampak negatif bagi teman-temannya. Sebaiknya saat datang ke suatu daerah, tentunya kita harus menghormati setiap adat istiadat yang dijunjung oleh masyarakat setempat. Baca Juga Resensi Film Raya and The Last Dragon, Tampilkan Budaya Asia Tenggara Jaga Etika Dimanapun Berada Tempat yang baru saja kita datangi pasti terdapat beberapa aturan yang harus ditaati. Maka dari itu, kita sebagai pendatang harus menjaga perbuatan serta etika selama di tempat tersebut dan tentunya menaati peraturan yang ada. Jangan Asal Bicara Tak hanya menjaga sikap, kita juga harus lebih berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan apabila sedang berada di tempat orang lain. Karena, bisa jadi apa yang kita ucapkan baik ataupun buruk bisa saja dapat mengganggu penghuni yang ada di tempat tersebut. Gunakan Akal Sehat Saat Mencintai Seseorang Terdapat scene yang menunjukkan bahwa Bima melakukan segala cara untuk mendapatkan Widya. Sebaiknya, gunakanlah akal sehat saat kita mencintai seseorang. Dan, jangan lupa gunakan perasaan untuk mengekspresikan rasa kemanusiaan dalam diri kita. Selain itu, juga jadikanlah logika sebagai pakem agar tidak kebablasan. Kompak Dalam Tim Kisah itu berakhir dengan hubungan antar kelompok yang renggang. Nilai moral yang bisa diambil adalah ketika pergi ke suatu tempat bersama satu kelompok harus kompak. Karena jika terjadi sesuatu, maka hal tersebut harus diselesaikan bersama. Selain itu, juga harus saling menghargai satu sama lain. Jangan egois. Jangan Mudah Menyerah Ketika kamu menghadapi situasi yang cenderung sulit, kamu harus bisa berusaha untuk tetap semangat dan tidak mudah menyerah. Tetaplah optimis dan berpikir bahwa setelah kesulitan yang kamu alami pasti ada kemudahan untuk menghadapinya. Penulis Rio Romadhoni Pengurus LPM UkhuwahEditor Annisa Dwilya BudayaDownloadKKN di desa Penari versi Peretas Media pada 01 September 2019 di folder Document 540.16 KB.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. IDENTITAS BUKUJudul buku KKN di Desa PenariPengarang Simpleman Penerbit PT. Bukune Kreatif Cipta Tahun terbit 2019Cetakan Kedua, Oktober 2019Ukuran buku 14x20 cmWarna buku Hitam Ketebalan buku IV + 256 HalamanKategori Fiksi, Horor, NovelPENJELASAN TENTANG KELEBIHAN BUKU 1 2 3 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya .