UnduhFilm Eungyo A Muse (2012) Lee Jeok-yo, penyair berusia 70 tahun yang terkenal jatuh cinta pada seorang gadis berusia 17 tahun bernama Eun-gyo. Setelah menyadari cintanya pada remaja itu, sang penyair mengalami pergolakan emosional dan penghancuran diri, sambil rela melepaskan ketenarannya sebagai salah satu tokoh sastra paling disegani di negara ini.

Estes exemplos podem conter palavras rudes baseadas nas suas pesquisas. Estes exemplos podem conter palavras coloquiais baseadas nas suas pesquisas. So I opted to quit being a muse and write for myself. Decidi ser musa por conta própria. I think that's one of the reasons I was drawn to you as a muse. Acho que era uma das razões para te ter escolhido... como musa. He's too barbaric to be a muse. Ele é muito bárbaro para ser um muso. Being a muse to one of the biggest movie stars of all time. Ser um muso para um dos maiores astros de todos os tempos. This inspiration can take various forms, from a muse to a glass of beer, from dream to reality. Essa inspiração toma as mais variadas formas, de musa a um copo de cerveja, de sonho até realidade. I love her work as an actress and as a muse of famous brands like Dior. Adoro o trabalho dela como actriz e como musa de marcas tão famosas como a Dior. Vartanian often designs with his wife in mind, former model Sabrina Gasperin, who he sees as a muse for the brand. Vartanian com frequência cria com sua esposa em mente, a modelo Sabrina Gasperin, a quem ele vê como musa da marca. With a bit of shame for his mistake as a muse, he told Seiji-kun about the situation, avoiding the former student's eyes the entire time. Um pouco envergonhado por seu erro como musa, ele contou sobre a situação para o Seiji-kun, sempre evitando olhar nos olhos do ex-aluno. Well, it's actually a very fitting field of study for Ms. Hudson, considering she makes her living as something of a muse. Na verdade, é um campo de estudo muito adequado para a Mna. Hudson, considerando que faz de vida fazendo de musa. Returning from Santo Domingo, Brochado became nationally recognized as a muse of Brazilian sport and swimming. Voltando de Santo Domingo, passou a ser reconhecida nacionalmente como musa da natação e do esporte brasileiro. During Carnival, she will parade in Mangueira for the first time as a muse. No Carnaval, desfilará na Mangueira pela primeira vez, como musa. She also became a muse of artists like Bob Dylan and Caetano Veloso. Também, tornou-se musa de artistas como Bob Dylan e Caetano Veloso. This was the film through which Audrey Hepburn was discovered as a muse by Hubert de Givenchy. Este foi um filme através do qual Audrey Hepburn foi descoberta como musa por Hubert de Givenchy. A writer does not search out a muse. Um escritor não anda à procura de uma musa. You already have a muse, darling. I have never needed a muse before. Nunca precisei de uma musa antes. You must be an angel, a muse. You already have a muse, darling. It's the least I can do sitting next to a muse. É o menos que pode acontecer quando se está ao lado de uma musa. I've never had a muse before. Não foram achados resultados para esta acepção. Resultados 166. Exatos 166. Tempo de resposta 138 ms. Documents Soluções corporativas Conjugação Sinónimos Corretor Sobre nós e ajuda Palavras frequentes 1-300, 301-600, 601-900Expressões curtas frequentes 1-400, 401-800, 801-1200Expressões compridas frequentes 1-400, 401-800, 801-1200

Sinopsis "A Muse" menceritakan Lee Jeok-yo adalah seorang pria berusia 70 tahunan yang adalah penyair yang dihormati. Dunianya menjadi terbalik saat dia jatuh cinta kepada seorang gadis berusia 17 tahun, Eun-gyo. Murid Lee, Seo Ji woo, seorang novelis berusia 30 tahunan, juga jatuh cinta kepada Eun-gyo.
Lee Juk Yo, 70 tahun, mendapat paket berupa buku, judul buku itu “Aku menangis saat memikirkannya”, ia langsung membaca buku tersebut. Juk Yo adalah seorang penyair dan sekaligus profesor universitas. Ia tinggal sendiri di rumahnya yang cukup besar dan menjalani hari-hari tuanya dengan banyak menghabiskan waktu di ruang bacanya dan sesekali mendaki. “Aku belum pernah melihat bulan yang begitu indah, aku percaya dia sedang memandang bulan yang sama, tapi baginya bulan tidak akan tampak begitu indah, setiap orang melihat visi yang berbeda dari objek yang sama.” Itu adalah sebagian puisi yang dibacakan Seo Ji Woo. Seo Ji woo adalah murid Kakek dan sangat memuja profesornya itu dan sesekali ia datang berkunjug ke rumah Juk Yo sekaligus berguru pada Juk Yo. Suatu hari Juk Yo dan Seo Ji Woo menemukan seorang gadis belia sedang tertidur di teras rumah kakek. Gadis itu bernama Eun Gyo, 17 tahun. Terdapat bekas luka-luka di sepanjang kaki Eun Gyo. Di film ini tidak ditampilkan secara jelas latar belakang Eun Gyo, hanya diberikan kesan yang kuat bahwa Eun Gyo adalah anak korban kekerasan dalam rumah alias ia sering dipukuli oleh ibunya. Eun Gyo terbangun, “Siapa kalian ?”, tanya Eun Gyo “kamu siapa ?, bagaimana kau bisa masuk kesini ?” Ji woo balik bertanya Eun Gyo menyadari bahwa ia sedang berada di teras rumah orang lain, “Aaah, ada tangga, aku masuk kesini karena ada tangga di dekat pagar, aku selalu ingin duduk di kursi seperti ini.” Jelas Eun Gyo. Eun Gyo bertanya pada Juk Yo, “apakah anda pemilik kursi ini?” Ji woo “apakah kau dari hutan ? dimana rumahmu ?” “di sebelah laundromat. Kalau begitu, aku pergi dulu” jawab Eun Gyo yang langsung pergi. Ji wo memasak sup di rumah Juk Yo untuk makan siang mereka berdua, namun sup itu terlalu lama di masak dan sepertinya tidak enak. Juk Yo hanya makan sesendok supnya dan langsung pergi meninggalkan meja makan tanpa berbicara sepatah katapun. Di rumah Juk Yo, Ji wo juga bersih-bersih. Saat mereka minum-minum bersama, Kakek “Chaa.. mulai sekarang kau bisa menulis ceritamu sendiri” “Jantung adalah grafik teratas di mana-mana!” jawab ji woo setengah mabuk. Ji Woo “Lagipula, aku telah ditugaskan untuk sebuah cerita” Juk Yo “Apa katamu ?” tanya Juk Yo karena tak mendengar. Ji Woo “Jadi.. aku telah ditugaskan dalam ssebuah cerita. Dan aku ingin berkonsentrasi pada itu, jadi begitu. Jadi sonseng nim, apa kau masih ingat gadis yang tidur di teras-mu waktu itu?. ” Juk Yo mengangguk mengiykan Ji Woo “kebetulan pada saat aku mengantarnya ke sekolah, dia bilang dia sedang mencari pekerjaan part-time” Juk Yo “Dia murid SMA, kan ?” Ji woo “Dia bilang, kalau bisa dia kerja sebagai orang yang melakukan pekerjaan rumah” Ji Woo menawarkan. Juk Yo “katakan padanya untuk datang sabtu sore ini.” Eun Gyo datang dan mulai melakukan pekerjaan rumah, yaitu bersih-bersih. Saat Eun Gyo membersihkan ruang kerja ruang baca Juk Yo yang hampir 80% isinya buku semua mesin penyedot debu yang eun gyo gunakan selangnya tanpa sengaja menjatuhkan tumpukan paket-paket yang berisi buku. Juk Yo datang dan merapikan kembali paket-paket itu. Eun Gyo mencoba untuk membantu merapikan. Eun gyo “oh, maaf” Juk Yoo “Tidak, tidak, tidak apa-apa” Eun Gyo merapikan paket-paket buku itu dengan menumpuknya secara asal, namun Juk Yo kembali merapikannya dengan memisah paket mana yang sudah dibuka dan mana yang belum dibuka. Kemudian Juk Yo menyalakan mesin penyedot debu dan membersihkan sendiri ruang kerjanya itu. “Biar aku saja,” kata eun gyo mencoba merebut mesin penyedot debu dari tangan Juk Yo. “Tidak, tidak, biar aku saja”. Sebentar kemudian Eun Gyo kebingungan, apa yang harus ia lakukan. Eun Gyo kemudian melihat tumpukan gelas dimana-mana dan berinisiatif untuk merapikan itu saja. tampaknya Juk Yo ini suka banget santai di ruang kerjanya sambil minum, sampai- sampai gelas-gelasnya lupa di cuci dan di taruh sembarangan gitu di mana-mana, tapi bukan minum soju sih, soalnya itu lebih seperti gelas bekas teh, air putih dan kopi, mungkin. Juk Yo melihatnya dan mengambil tumpukan gelas itudari tangan Eun Gyo, namun akhirmnya mereka merapikannya bersama-sama. mungkin karena tidak ingin kejadian itu selang penyedot debu yang membuat tumpukan buku berantakan terulang lagi. bukannya niat ngebersihin malah tambah jadi berantakan, hihihihi, Juk Yo membelikan mesin penyedot debu baru untuk Eun Gyo. Eun Gyo “Heol !...” Eun Gyo yang sedang mengepel lantai, heran melihat mesin penyedot debu baru. Juk Yo “ Heori..., apa ?” hehehehe si kakek 70 tahun ini ga ngerti kata “Heol” ternyata Eun Gyo “ Ooh.. itu artinya semacam “Terima kasih banyak”, kek. Heol .... Treeng.. jadilah sekarang Eun Gyo bersih-bersih dengan menggunakan mesin penyedot debu baru. Juk Yo duduk di meja makan sambil memandangi Eun Gyo yang sedang membersihkan jendela kaca. Eun Gyo “Saat aku membersihkan bagian atas jendela kaca, jari-jariku terasa tegang, mengingatkanku pada pelajaran tari. Aku les tari sampai aku kelas 7.” Eun Gyo pergi ke tukang jahit untuk memendekkan seragam dan rok sekolahnya. Ga ngerti kenapa scene ini nyelip di tengah-tengah. Mungkin untuk menunjukkan sisi centilnya si eun gyo sebagai murid SMA Eun Gyo “Kakek, semua pensilmu tumpul, apa kau ingin aku meruncingkannya ?” Juk Yo “Biarkan saja, semua pensil tumpul itu menyedihkan.” Eun Gyo “ Apanya yang menyedihkan dari pensil ?” Balas Eun gyo sambil nyengir Juk Yo “Menurutmu, bagian apakah yang menyedihkan ?” Eun Gyo “ Harabeoji, apakah karena tajam pensil itu menyedihkan ?, kalau begitu, apakah semua pensil yang tajam itu lalu menyedihkan ?, seperti itu kah, puisi ?” Juk Yo “Sebuah gambar yang berasal dari suatu objek yang terpisah sejauh jarak surga dan neraka. Ketika aku membayangkan sebuah pensil, aku bisa melihat seorang siswa yang sedang berlari ke sekolah. Ttalgaak, ttalgaak... ia menyukai suara kotak pensil yang gemeretak di dalam tasnya. Ketika anak itu tidak mampu pergi ke sekolah lagi, gemeretaknya terdengar seperti suara pensil yang menangis. Maka dari itu, bagiku pensil berarti air mata. Dan saat kamu mengatakan, “Haraboeji... tolong tajamkan pensilku”. Itu seperti aku mendengar kamu mengatakan, “Haraboeji... tolong hapus air mataku”, ya seperti itu.” Suatu malam saat hujan turun sangat lebat, Eun Gyo mengetuk pintu rumah Juk Yo. Eun Gyo “k tok tok.. haraboeji... ini aku Eun Gyo..!!” Juk Yo membuka pintu dan menemukan Eun Gyo yang masih mngenakan seragam sekolahnya basah kuyup. Juk Yo “ malam-malam begini, apa yang kamu lakukan ?” Eun Gyo “ Haraboeji chaam.. apa kakek tidak melihat aku basah kuyup seperti ini, malah memarahiku terlebih dahulu.” Juk yo kemudian membiarkan Eun Gyo masuk Eun Gyo “ Haraboeji.. aku akan menginap di sini.” Juk Yo “apa??” Eun Gyo “Tolong izinkan aku menginap di sini malam ini, aku tidak bisa pulang ke rumah.” Juk Yo “ coba ku lihat wajahmu. Angkatlah kepalamu, biar kulihat.” Juk Yo melihat ada memar di sekitar telinga Eun Gyo. Juk Yo “sepertinya seseorang telah memukulmu, siapa yang memukulmu ?, pacarmu ?” Eun Gyo “Ibuku.” Juk Yo “Ibumu ?” Eun Gyo “Ibuku.. tidak melakukannya pada adik-adikku, tapi kadang ia memukulku. Biasanya aku pergi kerumah temanku ketika sesuatu seperti ini terjadi padaku.” Juk Yo “Ayo, ganti pakaianmu dulu, ikut aku.” Eun Gyo mengganti seragam sekolahnya. Ia memakai baju Juk Yo. Sebenarnya film ini masuk dalam kategori X rated, eiiittss.. tapi aku ga akan ceritakan di sini... ada beberapa adegan panas juga ditampilkan di film ini. Mungkin jika kalian penasaran pengen liat gimana akting Kim Go Eun beradegan dewasa, kalian bisa tonton sendiri film nya. ^_^. Tapi kalo menurut aku sendiri... tanpa adegan-adegan dewasa pun film ini sudah cukup bagus lo, well karena aku suka hal yang berbau puisi dan film ini bercerita tentang seorang penyair, jadi sekalian latihan menulis, aku buat deh sinopsisnya. Cuman maaf aje ye... aku bakal potong untuk adegan dewasanya. hehehe Juk Yo mengeringkan seragam Eun Gyo dengan Hairdryer. Eun Gyo “kakek, bolehkah aku mengatakan sesuatu?” Juk Yo karena suara hairdryer yang cukup bising. Jadi si kakek jawabnya ga nyambung nih , “aku akan mengantarkanmu pulang setelah hujannya berhenti.” Eun Gyo mengulangi pertanyaannya, “bolehkah aku mengatakan sesuatu ?” “Ya.... ,” kata Eun Gyo setengah berteriak. Juk Yo mematikan Hairdryer dan menjawab Eun Gyo, “ya, boleh.” Eun Gyo “ sekarang aku ingat. Puisimu tentang pensil sedih itu ada di dalam buku, kan ? “Camelia”, ya kan ?. Eun Gyo menyebutkan puisi itu. “Seekor burung kecil di sebelah makam Camelia. Seekor burung kecil menyedihkan dengan paruh merah. Seekor burung kecil yang meninggalkan tanda air mata merah.” Eun Gyo “ puisi itu keluar diujianku. Tapi... bagiku, ketika aku melihat pensil... aku jadi mengingat ibuku. Ketika aku masih kecil, ibuku menggunakan cutter pensilku cutter untuk menajamkan pensil untuk mencukur tumitnya, tapi saat ibu bekerja di pemandian umum, ia tidak melakukannya lagi sekarang. Dan sekarang itu jadi sakit, dan kau harus menggunakan dryer. Aku tidak tahu apa yang lebih buruk. Itulah mengapa aku berpikir rautan pensil itu menyedihkan., Atau apakah tumit menyedihkan ?” Juk Yo “ seperti itulah, itu bisa menjadi puisi.” Eun Gyo “ Pensil yang sedih, tumit yang sedih.” Eun Gyo yang dari tadi berbaring sambil menonton Juk Yo mengeringkan baju seragamnya mengangkat dua kakinya ke atas dan bertanya pada Juk Yo. Eun Gyo “ Harabeoji... kakiku cantik, kan ?” Juk Yo kaget dan menjatuhkan seragam Eun Gyo. “Heoll...! kata Eun Gyo sambil tertawa. Juk Yo “Heoll ?, apa kau berterimakasih karena aku menjatuhkan seragammu ?” wkwkwkwkwk.. kena deh. Eun gyo membalasnya dengan tertawa kecil. Esok paginya, Juk Yo menemukan Eun Gyo yang tidur di bawah selimutnya. Ia mengintip dari balik baju Eun Gyo, Di dada eun Gyo terdapat tato. Juk Yo mendengar suara pagar rumahnya di buka dan ia langsung bergegas meninggalkan tempat tidurnya menuju ruang kerjanya. Dan itu Seo Ji wo yang datang. Ji woo masuk ke dalam rumah, ia sedikit terkejut melihat Eun Gyo yang memakai baju Juk Yo keluar dari kamar Juk Yo, Eun Gyo menyapa Ji woo. Ji woo menanyakan dimana Profesornya,. “Harabeoji.... , apa kau tidur dengan nyenyak,?” Eun Gyo berteriak. Eun Gyo membuat Sandwih untuk sarapan, ia menggoreng telur. Ji Woo ”Sonsengnim tidak makan roti, aku bilang dia tidak makan roti” Ji Woo mengulangi perkataannya karenna Eun Gyo mengabaikannya. Eun Gyo ”Tapi aku melihat ada beberapa roti di dalam kulkas.” Ji Wo mengkalaim bahwa roti-roti itu miliknya. Eun Gyo dengan yakin mengatakan bahwa kakek pasti akan memakannya. “memangnya kau tahu apa ?” tanya Ji wo dengan sinis Eun Gyo “ lalu, apa Sonsengnim mengenal haraboeji dengan sangat baik ?” Ji Woo “Tentu saja.” Eun Gyo “sungguh ?” Eun Gyo mencari Juk Yo di ruang kerjanya sambil membawa dua piring sandwich buatannya. Eun Gyo “chajaaan... ini dia Home made sandwich, enakkan...” Juk Yo menerimanya dengan canggung. Juk Yo “ aigoo chaam,, bahan-bahan yang ada di dalam kulkas ternyata bisa menjadi karya seni seperti ini, ternyata.” Eun gyo terlihat senang dan menyuruh Juk Yo untuk mencicipinya. Ji woo “Sonsengnim, kau kan tidak makan roti.” Juk Yo “ Ini bukan roti, ini sandwich.” hoel... udah kecantol ternyata kakek tua yang satu ini. Eun Gyo berdiri senang dan mengatakan bahwa ia akan membawakan kopi juga juga. Setelah Eun Gyo pergi, Ji woo mendekat pada Juk Yo dan mengatakan, “Sonsengnim.. dia kan, hanya seorang gadis SMA”. Juk Yo menjawab, “Ia dia memang gadis SMA., lalu.. apakah ada yang salah ?” Ji Woo “tidak, tidak ada” Juk Yo bersiap-siap untuk pergi mendaki, sambil mengobrol dengan Eun Gyo yang sedang mengoleskan lotion di wajahnya. Eun Gyo “Gulungan petir sangat memekakkan telinga, Bagaimana bisa haraboeji tetap tenang.?, Aku ketakutan sampai mau mati.” Juk Yo ” Ho ho... kau harus punya banyak hati nurani dalam dirimu” hehehe ga ngerti sama terjemahan yang ini Eun Gyo “Itulah sebabnya aku masuk diam-diam dan bersembunyi di bawah selimutmu.” Juk Yo lalu menanyakan tentang tato yang ada di bawah leher Eun Gyo. Eun Gyo mengatakan kalau itu adalah Henna, dan itu akan hilang dalam beberapa hari. Juk Yo pergi mendaki, di ikuti oleh Eun Gyo dan Ji Woo. Ji Woo menyuruh Eun Gyo untuk berhenti datang ke rumah Juk Yo. “Kenapa ?” tanya Eun Gyo. “Aku tidak akan membayar gajimu lagi.” Kata Ji Woo. “Itu aneh, kakek bilang dia berharap aku bisa datang dua kali seminggu kalau bisa.” Eun Gyo menjawab. “Apa ?” kata Ji Woo. Eun Gyo kemudian melanjutkan, “ Dia memberiku kunci gerbang depan karena kakek bilang tangga itu terlalu berbahaya.” Ya.. kita tahu kalau Eun Gyo keluar masuk rumah Juk Yo lewat tangga di samping rumah Juk Yo. Eun Gyo kemudian berlari meninggalkan Ji Woo menghampiri Juk Yo yang terlihat sudah berada jauh di depan mereka. Di atas tebing, Eun Gyo sedang duduk bercermin, Ji Woo datang dari belakang memanggilnya dengan sedikit mendorong bahu Eun Gyo, “Hey,” panggil Ji Woo. Karena terkejut, Eun Gyo jadi menjatuhkan cerminnya. “Tidak, cerminku...” , kata Eun Gyo yang terlhat panik karena cerminnya terjatuh. “Dasar gadis aneh, kenapa juga kau bercermin di hutan seperti ini,?” kata Ji Woo dengan santai. “Itu adalah Anna Sui, Putri Cermin.” Eun Gyo meneriaki Ji Woo “Anna Sui ? Anna Sui apa ?, apa itu ? aku akan membelikanmu yang baru yang sama seperti itu.” Kata Ji woo “Ibu memberikannya kepadaku pada hari ulang tahunku.” Eun Gyo menangis. “Aku sudah bilang, aku akan membelikanmu yang baru yang sama persis seperti itu.”kata Ji woo. “Bagaimana itu bisa sama, teriak Eun Gyo. “Bagi Sonsengnim mungkin itu terlihat persis, tapi bagiku itu berbeda seperti surga dan neraka.” Kata Eun gyo lagi menjelaskan bahwa tidak ada yang sama persis seperti cermin itu. “Itu adalah hadiah ulang tahunku yang pertama dari Ibu, sesuatu yang mirip seperti itu tidaklah akan sama.” Teriak Eun Gyo lagi. Ditengah-tengah pertengkaran mereka, Juk Yo ternyata mencoba untuk menuruni tebing bermaksud untuk mengambil cermin itu. Setelah Juk Yo berhasil mengambil cermin tersebut Ji woo mengulurkan tangan untuk membantu Juk Yo, namun di abaikan oleh Juk Yo. “Cha....karena ibumu yang memberikannya padamu, ini pasti berharga.”, kata juk Yo sembari mengembalian cermin itu pada Eun Gyo. Eun Gyo sangat berterimakasih dan mengucapkan rasa khawatirnya pada Juk Yo. What the hell, sampai meluk-meluk segala... Tidaaakkkk... Go Eunaaa.. kenapa kamu meluk-meluk laki-laki sudah berumur begitu sih... tapi ya sudah.. film ini memang bercerita tentang kakek-kakek yang menemukan kehangatan dari seorang gadis SMA, sehingga membangkitkan kembali jiwa mudanya. Eun Gyo datang kerumah Juk Yo. Eun Gyo menawarkan untuk melukis Henna di dada Juk Yo. Juk Yo berbaring di atas kaki Eun Gyo yang menyilang. Ia kemudian menutup matanya dan terbayang olehnya ia kembali menjadi dirinya ketika ia muda. Ia kemudian menulis sebuah puisi yang terinspirasi dari rasa cintanya kepada Eun Gyo. “Aku bisa dengan mudah membungkus jari-jariku di sekitar pergelangan kaki Eun Gyo. Tumitnya, terselip di antara dia tertawa genit. Kepalanya yang harum beristirahat di bawah daguku. Dan bibirku sudah terbenam di rambutnya. Muncul suara hembusan dari sepasang bibirnya.” “Haraboeji... sekarang kau boleh membuka matamu.” Eun Gyo membangunkan Juk Yo dari lamunannya. “Lihatlah.. sama seperti milikku bukan?”, kata Eun Gyo sambil memperlihatkan gambar Henna yang berbentuk burung yang ada di dada Juk Yo dengan bantuan pantulan dari cermin. Sambil membayangkan Dirinya yang muda memadu kasih dengan Eun Gyo, Juk Yo melanjutkan tulisannya. “Aku memelukmu erat , aku membelai rambutmu, bahumu, pinggangmu, dan aku meletakkan telingaku di dadamu, mendengarkan detak jantungmu. Tanpa bisa berkata apa-apa, wajahmu sangat indah.”

Avery European film, and I don't necessarily mean that to be a positive or a negative. Just a factual observation. That aspect is likely what gives the movie that elevated feeling of sophistication the Europeans are known for. The craft is solid. Visuals, sound (dialogue, score, foley) are on point, and I don't mean just for a low budget film.

Review Film Korea A Muse atau Eungyo 2012 – Waahhhhh… sudah lama nontonnya, sampai mengunci semua pintu untuk nonton dengan ena. Wkwkwkkw. Habis bakalan kikuk banget kalau ada yang tahu saya nonton film beginian. Padahal sih biasa aja. Yang lebih parah pun ada. Ohhh yaa… film ini dikenal dengan judul A Muse, atau ada yang bilang juga Eungyo. Eungyo disutradari oleh Jung Ji Woo. Penulisnya untuk novelnya sendiri adalah Park Bum Shin. Dan Jung Ji Woo. Btw, kayaknya udah sering yaa sutradara merangkap sebagai penulisnya. Pertama kali tayang pada 25 april 2012. Waahhh kebayang deh, saat itu mimin masih muda dan alay. Film ini punya durasi 129 menit. Punya distributor besar yaitu Lotte Entertaiment. Siapa Saja Pemain Film Korea A Muse atau Eungyo 2012 Park Hae Il memerankan Lee Juk Yo. Dia seorang penulis yang sudah tua dan tinggal sendirian. Kim Go Eun memerankan Han Eun Gyo. Anak muda, masih SMA dan menjadi pekerja paruh waktu di rumah kakek Lee. Kim Moo Yul memerankan Seo Ji Woo. Dia anak didik dari Lee Juk Yo. Pengen lihat penghargaannya? Saya cantumkan di foto di bawah ini saja, sebab panjang banget. Film Korea A Muse atau Eungyo 2012 cerita tentang apa? Kalau sepemahaman saya, A Muse itu diibaratkan sebagai inspirasi, dalam hal ini inspirasi menulis ya. seorang kakek melihat anak muda yang duduk sembarangan, pakai baju basah dan eemmm pikirannya kemana-mana dan mulailah dia menulis. Namanya aja film guys, bukan tulisan. Otomatis ada yang namanya imajinasi-imajinasi penulisnya. Ini ditunjukkan dengan tubuh Kakek Lee yang muda kembali dan bermantap-mantap dengan Han Eun Gyo… mantap-mantap maksudnya apa min? Itu lah guys, adegan yang semilir angin… itu.. Maksudnya Min? UDAHLAH KALEAN NONTON AJA NANTI PAHAM. Wkekkkekek… Bukan apa-apa guys, saya nanti ditilang sebab tulisan yang tidak pantas kan nggak enak… Komentar Review Film Korea A Muse atau Eungyo 2012 Saya mau komentarin Kim Go Eun dulu… Tahu nggak? Go Eun ini sepanjang april 2020, hanya memerankan 3 buah drama korea. Pertama, Cheese in Trap, kemudian Goblin, terakhir, yang lagi tayang sama Lee Min Ho itu The King; Eternal Monarch. Dese, jarang banget main drama guys. Kalau ditelusuri, main filmnya lebih banyak. Nahhh inilah salah satunya, salah satu film Go Eun yang amat sangat berani. Berani buka-bukaan, dan skidipapap cuap. Wkwkkw istilah apa lagi nih? Percaya deh guys sama saya. Banyak banget aktris dan aktor korea yang kalau main drama lugu-lugu banget, ehhhh pas main film wadidaw banget. Mungkin inilah yang namanya kerjaan ya? profesionalisme. Kualitas Kim Go Eun sudah total sejak zaman dulu banget guys. Mukanya aja nggak berubah sama sekali, apakah dia adalah Vampire? Dua peran prianya pun nggak terlalu moncer kalau di drama. Tapi setelah ditelusuri, lagi-lagi, mereka berdua banyak banget main film. Untuk Sisi Cerita…. Btw, saya agak nggak suka aja. Tuh kan, saya beda sama banget sama pandangan film pantas memenangkan banyak penghargaan. Kesannya kok, terlalu dangkal aja. Nggak jauh dari menceritakan isi kepala penulis yang cukup liar dan membuat semua menjadi gempar. Tapi, sisi sinematografinya bagus. Kalau dibilang, film ini memerlukan budget yang nggak seberapa. Pemainnya nggak banyak. Plot cerita banyak mengisahkan di rumah, di taman, dan nggak jauh-jauh deh. *yeeppp yang jauh mah mantan saja. kwkwkwk. Agak membosankan aja sih bagi saya. Apalagi ada kejahatan yang dilakukan muridnya kakek. Tapi, buat kalian yang suka sama aktingnya Go Eun karena dramanya, coba deh nonton filmnya juga. Termasuk film yang ini. Go Eun begitu muda, fresh, dan yaahhh pemberani. Akhirnya kadang mikir, banyak juga yang aktris yang mengawali perannya dengan peran berani. Mau saya sebutin? Saya punya beberapa. Eh jangan ding, nanti melenceng dari review. Kapan-kapan deh, saya buat tulisan tentang para aktris yang skidipapap berani banget dalam film. Wkwkkw. Sekian aja deh yaa. semoga kalian tetap sehat. SINOPSISFilm A Muse (Eun Gyo) [2012] Part 1 Lee Juk Yo, 70 tahun, mendapat paket berupa buku, judul buku itu "Aku menangis saat memikirkannya", ia langsung membaca buku tersebu About Me
Envie também um comentário * Comentários contendo qualquer tipo de palavrão, ofensa ou discriminação serão deletados e seu perfil bloqueado. À moda de Hollywood, o roteirista Steven Phillips Albert Brooks descobre que sua carreira estará terminada depois do almoço. Tentando evitar que isso aconteça, ele se encontra com uma amigo que faz sucesso de dar inveja Jaff Bridges, que o aconselha a procurar serviços de uma verdadeira deusa chamada Sarah Little Sharon Stone. Ela é uma Musa real, uma das nove filhas do deus grego Zeus, cuja missão na Terra é inspirar a criatividade nas pessoas. Todavia, os serviços divinos não são baratos e Sarah apresenta a Steven suas exigências excêntricas e extravagantes para dar a ele o que ele precisa. Apesar de sua esposa, LauraAndie MacDowell, ser contra tudo isso, Steven aceita as condições da Musa. O resultado é que a influência de Sarah na vida do casal é mais profunda do que eles esperavam e o comportamento diferente e charmoso muda a vida de Laura e Steven para sempre. Apresentando várias participações especiais de verdadeiras estrelas do cinema mundial, esta comédia leve e irreverente dá um cutucão na indústria do cinema.

SinopsisA Muse Interchange Mods Folder Where To Download .bar Apps New Fiesta Sedan 2011 Mexicano Manual Consult 3 Plus Bluetooth Minecraft 1.14 Minimap The Muse book. Read 2772 reviews from the world's largest community for readers. A picture hides a thousand words.On a hot July day in 1967, Odel.

Notícias Vídeos Créditos Críticas dos usuários Críticas da imprensa Críticas do AdoroCinema Usuários 3,3 12 notas e 2 críticas Avaliar verEscrever minha crítica Sinopse Num belo dia, o escritor de roteiros de filmes Steven Phillips está se aquecendo para ter a honra de receber um prêmio humanitário, num jantar de gala onde está presente toda a sua orgulhosa família. Algum tempo depois, um executivo de um grande estúdio lhe diz que ele está perdendo sua veia criativa e rescinde seu contrato. A confiança de Steven fica então abalada ele quer trabalhar, mas como pode se na hora de escrever as palavras fogem de sua mente? Desesperado por um conselho, Steven visita seu amigo Jack Warrick, um escritor de sucesso que vive em Bel Air, que lhe confidencia que seu sucesso se deve uma musa inspiradora. Incrédulo, mas ao mesmo tempo desesperado por uma solução, Steven pede a Jack que o apresente musa, para que possa voltar aos áureos tempos. Elenco Ficha completa Comentários do leitor Um bom filme, salvo principalmentepela Sharon Stone. Albert Brooks se perde em alguns momentos e a maioria de suas piadassão extremamente sem graça. Já Sharon está solta, leve e faz um personagem divertido,que mais parece uma madame cheia de vontades. O filme ainda provoca, bem de leve, aindústria do cinema americano. Nada de revolucionário, mas tem algumas boas tiradas,como a do roteiro do Lorenzo também para as boas ... Leia Mais TÍPICA COMÉDIA INTELECTUAL DE BROOKS, QUE PASSA EPASSA.. ÀS VEZES VOCÊ SOLTA UM SORRISO AMARELO E MAIS NADA. FALAR DE HOLLYWOOD, "OJOGADOR" FEZ ISSO E MUITO BEM. SHARON PARA MIM NÃO ATUA, APENAS PASSA PELO ISSO. 2 Comentários do leitor Fotos Curiosidade das filmagens Vários - O filme recheado de participações especiais, dentre as quais se encontram os diretores Rob Reiner A História de Nós Dois, James Cameron Titanic e Martin Scorsese Vivendo no Limite. Detalhes técnicos Nacionalidade EUA Distribuidor - Ano de produção 1999 Tipo de filme longa-metragem Curiosidades 1 curiosidade Orçamento - Idiomas Inglês Formato de produção - Cor Colorido Formato de áudio - Formato de projeção - Número Visa - Se você gosta desse filme, talvez você também goste de... Mais filmes Melhores filmes do ano 1999, Melhores filmes Comédia, Melhores filmes de Comédia de 1999. Comentários
Jakarta-. Drakor Mouse menarik perhatian dari para pecinta drama Korea. Drama besutan sutradara Choi Joon Bae ini bercerita tentang psikopat bermuka dua dan seorang detektif keras kepala bernama Go Moo Chi yang diperankan oleh Lee Hee Joon yang ingin membalas dendam atas pembunuhan orangtuanya. Ada juga seorang polisi yang jujur, muda dan
‹ › Média geral baseado em 226 votos Perfil Ficha técnica Comentários Notícias 100 minutosNum belo dia, o escritor de roteiros de filmes Steven Phillips está se aquecendo para ter a honra de receber um prêmio humanitário, num jantar de gala onde está presente toda a sua orgulhosa família. Algum tempo depois, um executivo de um grande estúdio lhe diz que ele está perdendo sua veia criativa e rescinde seu contrato. A confiança de Steven fica então abalada ele quer trabalhar, mas como pode se na hora de escrever as palavras fogem de sua mente? Desesperado por um conselho, Steven visita seu amigo Jack Warrick, um escritor de sucesso que vive em Bel Air, que lhe confidencia que seu sucesso se deve à uma musa inspiradora. Incrédulo, mas ao mesmo tempo desesperado por uma solução, Steven pede a Jack que o apresente à musa, para que possa voltar aos áureos tempos. Elenco de A Musa Albert Brooks Steven Phillips Andie MacDowell Laura Phillips Cybill Shepherd Cybill Shepherd Jeff Bridges Jack Warrick Orta Boy in Cookie Store Alexandra Kaplan Rob Reiner's Daughter Ange Billman Spielberg Secretary 2 Aude Charles Spielberg Secretary 1 Bobby Edner Boy at Sarah's House Bradley Whitford Hal Catherine MacNeal Anne Concetta Tomei Nurse Rennert Dakin Matthews Dr. Jacobson Gannon Daniels Spielberg Secretary 3 Greg Grunberg Four Seasons Hotel Security James Cameron Himself Jamie Alexis Mary Phillips Jennie Ventriss Older Secretary Jennifer Tilly Herself Jill Tobin Female Attendant Lorenzo Lamas Lorenzo Lamas Mario Opinato European Man Mark Feuerstein Josh Martin Marnie Shelton Jennifer Martin Scorsese Himself Michelle Crosby Jones Tiffany Saleswoman Monica Mikala Julie Phillips Paul C. Jenson Four Seasons Porter Phil Hawn Tiffany Patron Rob Reiner Himself Sharon Stone Skip I O'Brien Universal Studio Guard Stacey Travis l Phyllis Steven Anthony Lawrence Rob Reiner's Son Steven Wright I Stan Spielberg Steve Valentine Four Seasons Assistant Manager Walter Williamson I Bruno Wolfgang Puck Himself Mais Denunciar algo errado Fotos Nenhuma foto cadastrada. Todos os comentários 14 Este site usa cookies para oferecer a melhor experiência possível. Ao navegar em nosso site, você concorda com o uso de cookies. Se você precisar de mais informações e / ou não quiser que os cookies sejam colocados ao usar o site, visite a página da Política de Privacidade.
Onfinding a young high school girl, Eun Gyo, asleep on a chair on his porch, Jeok Yo is instantly enamored and rather than chastising her for breaking into his property, he subsequently agrees to give her a part-time job cleaning his home.
.
  • k4lfl28c4m.pages.dev/8
  • k4lfl28c4m.pages.dev/12
  • k4lfl28c4m.pages.dev/213
  • k4lfl28c4m.pages.dev/194
  • k4lfl28c4m.pages.dev/118
  • k4lfl28c4m.pages.dev/72
  • k4lfl28c4m.pages.dev/83
  • k4lfl28c4m.pages.dev/361
  • k4lfl28c4m.pages.dev/51
  • sinopsis film a muse